DOSA-DOSA HOMOSEKSUAL
Homoseksual adalah seburuk-buruk perbuatan
keji yang tidak layak dilakukan oleh manusia normal. Allah telah
menciptakan manusia terdiri dari lelaki dan perempuan, dan
menjadikan perempuan sebagai tempat lelaki menyalurkan nafsu
biloginya, dan demikian sebaliknya. Sedangkan perilaku homoseksual (semoga Allah melindungi kita darinya) keluar dari makna tersebut dan
merupakan bentuk perlawanan terhadap tabiat yang telah Allah ciptakan
itu. Perilaku homoseksual merupakan kerosakan yang amat parah. Padanya
terdapat unsur-unsur kekejian dan dosa perzinaan, bahkan lebih parah
dan keji daripada perzinaan.
Aib wanita yang berzina tidaklah
seperti aib lelaki yang melakukan homoseksual. Kebencian dan rasa
jijik kita terhadap orang yang berbuat zina tidak lebih berat daripada
kebencian dan rasa jijik kita terhadap orang yang melakukan
homoseksual. Sebabnya adalah meskipun zina menyalahi syariat, akan
tetapi zina tidak menyalahi tabiat yang telah Allah ciptakan (di
antara laki-laki dan perempuan). Sedangkan homoseksual menyalahi syariat
dan tabiat sekaligus.
Para alim ulama telah sepakat tentang
keharaman homoseksual. Allah SWT dan Rasulullah SAW telah mencela dan menghina para
pelakunya.
Firman Allah SWT, maksudnya :
"Dan (Kami juga telah mengutus) Luth
(kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya.
‘Mengapa kalian mengerjakan perbuatan fahisyah itu, yang belum pernah
dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelum kalian?
‘Sesungguhnya kalian mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu kalian
(kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kalian ini adalah kaum
yang melampui batas" [Al-A’raf : 80-81]
Dalam kisah
kaum Nabi Luth ini tampak jelas penyimpangan mereka dari fitrah.
Sampai-sampai ketika menjawab perkataan mereka, Nabi Luth mengatakan
bahawa perbuatan mereka belum pernah dilakukan oleh kaum sebelumnya.
BESARNYA
DOSA HOMOSEKSUAL SERTA KEKEJIAN DAN KEJELEKANNYA
Kekejian dan
kejelekan perilaku homoseksual telah mencapai puncak keburukan,
sampai-sampai haiwan pun menolaknya. Kita tidak
mendapatkan seekor haiwan jantan pun yang mengahwini haiwan jantan lain.
Akan tetapi keanehan itu terdapat pada manusia yang telah rosak
akalnya dan menggunakan akal tersebut untuk berbuat keburukan.
Dalam
Al-Qur’an Allah menyebut zina dengan kata faahisyah (tanpa alif lam),
sedangkan homoseksual dengan al-faahisyah (dengan alif lam), (jka
ditinjau dari bahsa Arab) tentunya perbezaan dua kta tersebut sangat
besar. Kata faahisyah tanpa alif dan lam dalam bentuk nakirah yang
dipakai untuk makna perzinaan menunjukkan bahwa zina merupakan salah
satu perbuatan keji dari sekian banyak perbuatan keji. Akan tetapi,
untuk perbuatan homoseksual dipakai kata al-faahisyah dengan alif dan
lam yang menunjukkan bahwa perbuatan itu mencakup kekejian seluruh
perbuatan keji. Maka dari itu Allah SWT berfirman. :
"Mengapa kalian mengerjakan perbuatan faahisyah itu yang belum pernah
dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelum kalian." [Al-A’raf :
80]
Maknanya, kalian telah mengerjakan perbuatan yang keburukan dan kekejiannya telah dikukuhkan oleh semua manusia.
Sementara
itu, dalam masalah zina, Allah SWT berfirman :
"Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah
suatu faahisyah (perbuatan yang keji) dan suatu jalan yang buruk." [Al-Isra : 32]
Ayat ini menerangkan bahwa zina adalah salah
satu perbuatan keji, sedangkan ayat sebelumnya menerangkan bahwa
perbuatan homoseksual mencakup kekejian.
Zina dilakukan oleh lelaki dan perempuan kerana secara fitrah di antara lelaki dan
perempuan terdapat kecenderungan antara satu sama lain, yang oleh
Islam kecenderungan itu dibimbing dan diberi batasan-batasan syariat
serta cara-cara penyaluran yang sebenarnya. Oleh kerana itu, Islam
menghalalkan nikah dan mengharamkan zina serta memeranginya, Allah
SWT berfirman:
"Dan orang-orang yang
menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak
yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada
tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah
orang-orang yang melampaui batas." [Al-Mukminun : 5-7]
Jadi,
hubungan apapun antara lelaki dan perempuan di luar batasan
syariat dinamakan zina. Maka dari itu hubungan antara lelaki dan
perempuan merupakan panggilan fitrah keduanya, adapun penyalurannya mungkin dengan cara yang halal, mungkin pula dengan yang haram.
Akan
tetapi, jika hal itu dilakukan antara lelaki dengan lelaki atau
perempuan dengan perempuan, maka sama sekali tidak ada hubungannya
dengna fitrah. Islam tidak menghalalkannya sama sekali kerana pada naluri dan fitrah manusia tidak terdapat kecenderungan seks lelaki
kepada lelaki atau perempuan kepada perempuan. Sehingga jika hal
itu terjadi, bererti telah keluar dari batas-batas fitrah dan tabiat
manusia, yang selanjutnya melanggar hukum-hukum Allah. Firman Allah yang bermaksud :
"Yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelum
kalian." [Al-A’raf : 80]
Mujtahid berkata : “Orang
yang melakukan perbuatan homoseksual meskipun dia mandi dengan setiap
titisan air dari langit dan bumi masih tetap najis”.
Fudhail
Ibnu Iyadh berkata : “Andaikan pelaku homoseksual mandi dengan setiap
titisan air langit maka dia akan menjumpai Allah dalam keadaan tidak
suci”.
Ertinya, air tersebut tidak dapat menghilangkan
dosa homoseksual yang sangat besar yang menjauhkan antara dia dengan Tuhannya. Hal ini menunjukkan betapa mengerikannya dosa perbuatan
tersebut.
Amr bin Dinar berkata menafsirkan ayat diatas :
“Tidaklah sesama lelaki saling meniduri melainkan termasuk kaum
Nabi Luth”.
Al-Walid bin Abdul Malik berkata :
“Seandainya Allah SWT tidak menceritakan kepada kita
berita tentang kaum Nabi luth, maka aku tidak pernah berfikir kalau
ada lelaki yang menggauli lelaki”.
AZAB DAN SIKSA KAUM NABI LUTH
Disebutkan
bahwa Allah SWT menghujani mereka dengan batu. Tidak
tersisa seorangpun melainkan dia dihujani batu tersebut.
Sampai-sampai disebutkan bahawa salah seorang dari pedagang di Makkah
juga terkena hujan batu sekeluarnya dari kota itu. Kerasnya azab
tersebut menunjukkan bahwa homoseksual merupakan perbuatan yang paling
keji sebagaimana yang disebutkan dalam dalil.
Dalam suatu
hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. , dia
berkata bahwa Nabi SAW bersabda :
"Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Luth.
Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Luth.
Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Luth." [HR Nasa’i dalam As-Sunan Al-Kubra IV/322 (no. 7337)]
Waallahua'lam...
- Abu Iqbal Al-Qaireen.
1 comment:
salam, saya seorang gay yang ingin berumah tangga. Tidak pernah terlibat dalam apa-apa hubungan sebelum ini. Sihat tubuh badan dan berkerja tetap. Saya ingin mencari pasangan lawan jenis yang senasib (lesbian) yang ingin berumah tangga kerana saya perlukan sokongan dan bimbingan. Mohon email saya untuk perbincangan lanjut. terima kasih
insanberdosa89@gmail.com
Post a Comment