Wednesday 2 May 2012

Alasan Mereka yang Enggan Bertaubat


Pertanyaan:

Ketika kita mengajak pelaku maksiat agar bertaubat dan kembali kepada Allah tapi ia menjawab, "Sesungguhnya Allah belum menetapkan hidayah untukku" dan yang kedua berucap, "Allah memberi hidayah kepada siapa yang dikehendaki-Nya." Bagaimana kita harus menjawab?

Jawapan:

Adapun yang pertama mengucapkan, "Allah belum menentukan hidayah untukku." Secara sederhana kita katakan, "Apakah kamu melihat perkara ghaib ataukah kamu telah membuat perjanjian di sisi Allah?" Jika ia menjawab, "Ya," maka kita katakan, "Kalau begitu kamu telah kafir, kerana kamu mendakwa mengetahui perkara ghaib." Jika ia mengatakan, "Tidak," maka kami katakan, "Kamu kalah. Jika kamu tidak mengetahui bahwa Allah belum memberikan hidayah maka carilah hidayah itu. Allah tidak menghalangimu dari hidayah, bahkan menyerumu ke sana dan menginginkan kamu mendapatkan hidayah, memperingatkan kamu supaya waspada terhadap kesesatan dan melarangmu darinya. Allah SWT tidak berkehendak membiarkan hamba-hamba-Nya pada kesesatan selamanya. Dia berfirman,

"Allah hendak menerangkan (hukum syariat-Nya) kepadamu, dan menunjukimu kepada jalan-jalan orang yang sebelum kamu (para nabi dan solihin) dan (hendak) menerima taubatmu." (An-Nisa': 26).

Oleh kerananya, bertaubatlah kepada Allah, dan Allah SWT sangat bergembira dengan taubatmu daripada seseorang yang kehilangan kenderaannya yang memuat makanan dan minumannya. Ia putus asa terhadapnya dan tidur di bawah pohon untuk menunggu kamatian. Ketika bangun, ternyata tali kekang untanya terikat pada pohon, lalu ia mengambil tali unta itu dan berkata, "Ya Allah, Engkau hambaKu dan aku Tuhanmu -ia salah ucap kerana sangat bergembira." (HR. Al-Bukhari dalam ad-Da'awat, no. 6309; Muslim dalam at-Taubah, no. 2747).

Sebenarnya, ia hendak berucap, "Ya Allah, Engkau Tuhanku dan aku hamba-Mu."

Adapun yang kedua yang mengatakan bahwa Allah memberi hidayah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Jika Allah memberi hidayah kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan ini adalah pernyataan kamu, maka carilah hidayah itu sehingga kamu termasuk golongan yang dikehendaki untuk diberi hidayah oleh Allah. Sebenarnya, jawapan dari pelaku maksiat ini adalah untuk menolak hujjah dalam hubungannya dengan kami. Namun, itu tidak bermanfaat baginya di sisi Allah, karena Allah SWT berfirman,

"Orang-orang yang mempersekutukan Allah, akan mengatakan, 'Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak mempersekutukanNya dan tidak (pula) kami mengharamkan barang sesuatu apapun.' Demikian pulalah orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (para rasul) sampai mereka merasakan siksaan Kami. Kamu tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka, dan kamu tidak lain hanya berdusta." (Al-An'am: 148).

Rujukan:
Fatwa Syaikh Ibn Utsaimin, jilid 1 hal. 54.
Disalin dari buku Fatwa-Fatwa Terkini Jilid 3, penerbit Darul Haq.

No comments: